كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Blog ini saya buat sebagai counter attack atas propaganda murahan atas pemahaman yang salah kaprah tentang ajaran islam oleh sekte-sekte sempalan seperti wahabi syiah dll dan untuk kelestarian aswaja di belahan bumi manapun Terimakasih atas kunjungannya semogga isi dari blog saya ini dapat bermanfaat untuk mempererat ukhwuah islamiyah atar aswaja dan jangan lupa kembali lagi yah

Selasa, 22 Mei 2012

pengarang sebuah kitab nahwu



Al-Kawakib Al-Durriyah diceritakan, Syaikh Imam Al-Sonhaji, pengarang sebuah kitab nahwu, tatkala telah selesai menulis sebuah buku tentang kaidah nahwu yang ditulisnya dgn menggunakan sebuah tinta, beliau mempunyai azam untuk meletakkan karyanya tersebut di dalam air.
Dengan segala sifat kewara’annya dan ketawakkalannya yang tinggi, beliau berkata dalam dirinya.
Ya Allah jika saja karyaku ini akanbermanfaat, maka jadikanlah tinta yang aku pakai untuk menulis ini tidak luntur di dalam air.
Ajaib, ternyata tinta yang tertulis pada lembaran kertas tersebut tidak luntur.
Dalam riwayat lain disebutkan, ketika beliau menyelesaikan karya tulisnya tersebut, beliau berazam akan menenggelamkan tulisannya tersebut dalam air mengalir, dan jika kitab itu terbawa arus air berarti karya itu kurang bermanfaat.
Namun bila ia tahan terhadap arus air, maka berarti ia akan tetap bertahan dikaji orang dan bermanfaat.

Sambil meletakkan kitab itu pada air mengalir, beliau berkata :
“Juruu Miyaah, juruu miyaah.
(mengalirlah wahai air!).

Anehnya, setelah kitab itu diletakkan pada air mengalir, kitab yang baru ditulis itu tetap pada tempatnya.
Itulah kitab matan “Al-Jurumiyah” karya imam Al-Sonhaji yang masih dipelajari hingga kini.

Sebuah kitab kecil dan ringkas namun padat yang berisi kaidah-kaidah ilmu nahwu dan menjadi kitab rujukan para pelajar pemula dalam mendalami ilmu nahwu (kaidah bahasa Arab) di berbagai dunia.
Selain ringkas, kitab mungil ini juga mudah dihafal oleh para pelajar.
Di sini penulistidak hendak mengemukakan kaidah ilmu nahwu dgn segala pembagiannya. Yg akan penulis kemukakan adalah, bahwa di dalam kitab yang membahas tata bahasa Arab, ternyata kalau dikaji lebih dalam lagi.
Dia memiliki filsafat- filsaf at hidup dan nasehat yang sangat berharga bagi setiap generasi terutama bagi kita sebagai ummat Islam.
Filsafat hidup yg termaktub dalam kitab itu sendiri merupakan “hukum” atas suatu kalam atau kalimat dalam ilmu nahwu.

Berikut ini adalah contohnya:
Bersatu kita terhormat dalam ilmu nahwu, “dhommah” adalah salah satu tanda dari tanda tanda “rofa".
Secara lafdziah kata dhommah berarti bersatu.
Sedang kata rofa’berarti tinggi.
Maksudnya, bila kita dapat bersatu dengan sesama, dapat menjaga kesatuan dan persatuan, dapat mempererat tali ukhuwah, bukan tidak mungkin kita akan menjadi umat yg terhormat dan tinggi (rofa’) diantara bangsa dan umat lain.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT .
Bersatulah kalian pada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian berpecah belah.
(Ali Imran: 103).

Sementara untuk mendapatkan derajat tinggi
harus memenuhi syarat, diantaranya adalah iman.

Firman Allah SWT.
Janganlah kalian merasa hina dan sedih, padahal kamu tinggi jika kamu beriman.
(Ali Imran: 139).

Ada beberapa keriteria sehingga orang bisa mendapatkan derajat rofa’ (tinggi).
Sebagaimana dijelaskan dalam Al Jurumiyah, bahwa di antara kedudukan kalimat yang mendapat hukum
rofa’ atau marfu’ (yang diberi penghargaan tinggi) adalah: fa’il, naib fa’il, mubtada’, khobar dan tawabi’ marfu’(sesuatu yang mengikuti segala kalimat marfu’)
seperti sifat (na’t), badal, taukid dan ‘atof.

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Fa’il (aktivis).
Bila kita ingin menjadi orang yg dihargai, tinggi dan tidak terhina, maka hendaklah kita berbuat, bekerja dan berusaha, tidak berpangku tangan atau hanya mengharap belas kasih orang lain.
Hanya orang yg aktif dan pro aktiflah (fa’il) yg membuahkan karya-karya dan amal dan menjadi terhormat dilingkungannya.

Firman Allah SWT:
Dan katakanlah (hai Muhammad): Bekerjalah kalian!
sesungguhnya pekerjaan kalian akan dilihat oleh Allah, RasulNya dan kaum mu’minin.
(At-Taubah : 105).

Sabda Nabi Muhammad SAW: .
tangan di atas (pemberi) lebih baik dari tangan di bawah(peminta)” .

2. Naib fa’il mewakili tugas-tugas aktivis adalah tipe kedua orang yg mendapat derajat tinggi.

Meskipun ia berkedudukan sebagai wakil, tapi ia menjalankan pekerjaan yg dilakukan fa’il walau harus menjadi penderita dalam kedudukannya sebagai kalimat.

Sebagai contoh dalam hal ini adalah sahabat Ali ra. Beliau pernah menggantikan Rasulullah di tempat tidurnya dgn resiko yg tinggi berupa pembunuhan yg akan dilakukan para pemuda musyrikin Makkah saat Rasulullah berencana melaksanakan hijrah ke Madinah.

Contoh lain adalah para huffadz yang diutus Rasulullah untuk mengajarkan agama atas permintaan salah satu suku dijazirah Arab, namun nasib mereka naas dikhianati dan dibunuh para pengundang.
Mendengar hal itu, Rasulullah pun membacakan do’a qunut nazilah sebagi rasa ta’ziyah.

Dengan do’a dari Rasul tersebut, tentu saja mereka yg wafat mendapat kedudukan mulia disisi Allah, juga oleh sejarah.

3. Mubtada (pioneer), orang yangpertama melahirkan ide-ide positif kemudian diaplikasikanny a di tengah tengah masyarakat sehingga berguna bagi kehidupan manusia adalah orang yg pantas mendapat derajat rofa’ (tinggi).

Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda: “
Barang siapa memulai sunnah hasanah (ide positif dan konstruktif) maka baginya pahala dan pahala orang yg melakukan ide (sunnah) tersebut”.

Ada pepatah Arab mengatakan demikian.

ﺍﻟﻔﻀﻞ

ﻟﻠﻤﺒﺘﺪﺉ ﻭﺍﻥ ﺃﺣﺴﻦ ﺍﻟﻤﻘﺘﺪﻯ

“Perhargaan itu hanyalah milik orang pertama memulai, walaupun orang yang datang kemudian dapat melakukannya lebih baik”

4. Khobar (informasi). Mereka yg memiliki khobar (informasi) itulah orang yg menguasai..
Demikian salah satu ungkapan dalam ilmu komunikasi. Di dunia ini sebenarnya tidak ada orang yg lebih banyak ilmunya dari seorang lain.
Yang ada adalah karena orang itu lebih banyak mendapatkan dan menyerap informasi dari lainnya. Membaca buku, apapun buku itu, sebenarnya kita sedang menyerap sebuah informasi.
Dan sebanyak itu informasi yg kita dapatkan sebesar itu pula kadar maqam kita. Informasi dapat kita peroleh melalui berbagai cara, termasuk di dalamnya pengalaman.

5. Tawabi’Marfu’ (Mereka yang mengikuti jejak langkah orang yg mendapat derajar tinggi).
Jelas, siapa saja yg mengikuti langkah dan perjuangan mereka yg mendapat derajat tinggi, maka mereka akan dihargai.

Allah berfirman.
Sungguh dalam diri Rasulullah ada suri tauladan yg patut ditiru bagimu”.
Ayat ini menegaskan kepada kita untuk mengikuti Rasulullah yg telah mendapatkan maqoman mahmuda (kedudukan terpuji) disisi Allah agar kita mendapat hal yg sama di sisiNya.
Di samping itu, salah satu orang yg akan mendapat derajat tinggi adalah para penuntut ilmu.

Firman Allah SWT.
Allah akan mengangkat orang-orang yg beriman diantara kamu dan mereka yg diberi ilmu dgn beberapa derajat.
(Al Mujadalah: 11).

Ilmu adalah warisan para nabi, dan siapa yang mengikuti (tabi’) langkah nabi ia akan mendapat kehormatan (rofa’) Berpecah

Belah Adalah Kerendahan Tanda kasroh dalam ilmu nahwu adalah salah satu tanda hukum khofadh.
Secara harfiah, kata kasroh bermakna pecah atau perpecahan.
Sedangkan kata khofadh bermakna kerendahan atau kehinaan.
Dengan demikian suatu umat akan mengalami kerendahan dan kehinaan apabila mereka melakukan perpecahan, tidak bersatu dan tidak berukhuwah.

Wajar saja bila para musuh menyantap dgn lahapnya kekayaan kaum (muslimin) disebabkan mereka tidak mau bersatu dan menjaga persatuan.
Inilah yg pernah dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad SAW empat belas abad lalu, tatkala beliau menyatakan bahwa suatu saat umat Islam akan menjadi santapan umat lain seperti srigala sedang menyantap makanan. Para sahabat bertanya:

“Apakah saat itu jumlah kita sedikit ?
Rasul menjawab:
Tidak, justru kalian saat itu menjadi mayoritas, tapi kualitas kalian seperti buih.
Sungguh Allah akan mencabut rasa takut dari musush-musuh kalian kepada kalian dan Allah akan mencampakkan dalam diri kalian penyakit al-wahan”. Sahabat bertanya:
Apakah penyakit al- wahan itu?
Rasul SAW menjawab:
“cinta dunia dan takut mati”.
Dengan penyakit itulah, umat Islam mengalami perpecahan.
Sebab yg diperjuangkan bukan lagi agama mereka, tetapi materi dan keduniaan yg pada akhirnya tidak lagi mengindahkan kekompakkan dan persatuan diantara sesama ummat Islam.
Disamping itu sifat buih, seberapa banyak dan sebesar apapun, ia akan terombang-ambing oleh angin yg meniupnya.
Itulah tamsil umat Islam yang tidak memperkokoh persatuan.
Hal inilah yang diisyaratkan oleh Al-Sonhaji, bahwa penyebab segala isim (nama) menjadi makhfud (rendah dan hina) adalah karena tunduk dan ikut-ikutan terhadap huruf khofad (faktor kerendahan).
Atau dalam istilah nahwu lain, isim menjadi majr (objek yg terseret-seret/mengikuti arus) karena disebabkan mengikuti huruf jar (faktor yg menyeret-menyer etnya) .

Karena itu, hendaknya ummat Islam selalu menjadi ikan hidup di tengah samudera.

Meskipun air samudera terasa asin, namun sang ikan hidup tetap terasa tawar.
Sebaliknya, jika ummat ini bagaikan ikan mati, maka ia dapat diperbuat apa saja sesuai keinginan orang lain.

Bila diberi garam ia akan menjadi ikan asin dan lain sebagainya. Berusahalah, Maka Jalan Akan Terbuka Dalam kaidah ilmu nahwu, di antara tanda nashob adalah fathah.
Secara lafdziah, kata nashob bermakna bekerja dan berpayah-payah.
Sedang kata fathah bermakna terbuka. Dalam hal ini, maka mereka yang mau bekerja dan berupaya serta berpayah-payah (nashob) dalam usaha, maka mereka akan mendapatkan jalan yg terbuka (fathah).

Sesulit apapun problem yang dihadapi, jika berusaha dan berpayah-payah untuk mengatasinya, maka insya Allah akan menemukan jalan keluarnya.

Oleh karena itu Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amal orang yg berbuat di antara kalian dari laki-laki dan wanita”.
(Ali Imran: 195).

Dalam Kitab Diwan As-Syafi’i.
Imam Syafi’i pernah menulis bait :syair sebagai berikut
ﺳﺎﻓﺮ ﺗﺠﺪﻋﻮﺿﺎ ﻋﻤﻦ ﺗﻔﺎﺭﻗﻪ ﻭﺍﻧﺼﺐ ﻓﺎﻥ ﻟﺬﻳﺬ
ﺍﻟﻌﻴﺶ ﻓﻰ ﺍﻟﻨﺼﺐ ﺍﻧﻲ ﺭﺃﻳﺖ ﻭﻗﻮﻑ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻳﻔﺴﺪﻩ

ﺍﻥ ﺳﺎﻝ ﻃﺎﺏ ﻭﺍﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺮ ﻟﻢ ﻳﻄﺐ

Pergilah bermusafir, maka anda akan dapatkan

pengganti orang yang anda tinggalkan Bersusah payahlah !,

karena kenikmatan hidup ini didapat dengan bersusah payah (nashob).

Sungguh aku menyaksikan mandeg-nya airdapat merusakkan dirinya
Namun bila ia mengalir ia menjadi baik.

Dan jika menggenang ia jadi tidak baik.
Dalam bait syair ini, Imam Syafi’i ingin menegaskan, bahwa orang yg berpangku tangan dan tidak mau bekerja keras akan menjadi rusak, bagaikan rusaknya air yg tergenang sehingga menjadi comberan yg kotor dan bau.
Sebaliknya, bila ia mau bersusah payah dan bergerak maka ia bagaikan air jernih yang mengalir.
Indahnya

kenikmatan hidup ini terletak pada bersusah payah. Bahkan al-Quran mengisyaratkan kepada kita untuk tidak berpangku tangan di tengah waktu-waktu senggang kita.
Bila usai melakukan satu pekerjaan, cepatlah melakukan hal lain.

:Firman Allah SWT
ﻓﺎﺫﺍ ﻓﺮﻏﺖ ﻓﺎﻧﺼﺐ
Dan jika kamu selesai
(melakukan tugas), maka z lakukanlah tugas lain (nashob)
(Al Insyiroh: 7).

Kepastian Akan Menimbulkan Rasa Tenang Kaidah lain yg terdapat dalam ilmu nahwuadalah, bahwa di antara tanda jazm adalah sukun.
Secara lafdziah, kata jazm bermakna kepastian. Sedang kata sukun berarti ketenangan.
Ini mengajarkan kepada kita, bahwa kepastian (jazm) akan melahirkan rasa ketenangan (sukun).
Orang yang tidak mendapatkan kepastian dalam suatu urusan biasanya akan merasakan kegelisahan.

Sebagai contoh seorang remaja yg ingin melamar. seorang gadis kemudian tidak mendapatkan kepastian, dia akan mengalami kegelisahan. Demikian juga orang yg hidupnya sendiri, ia tidak mendapatkan ketenangan.

Oleh karena itu Allah SWT mengisyaratkan kita agar mempunyai teman pendamping dalam hidup ini agar mendapat ketenangan.
Firman Allah SWT

ﻭﻣﻦ ﺁﻳﺎﺗﻪ ﺍﻥ ﺧﻠﻖ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﺃﺯﻭﺍﺟﺎ ﻟﺘﺴﻜﻨﻮﺍ ﺍﻟﻴﻬﺎ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah Ia menjadikan bagimu pasangan dari jenismu (manusia) agar kalian merasa tenteram kepadanya.
(Ar Rum: 21).

من صل علي مرة صل ا لله عليه بهاعشر

Barang siapa membaca sholawat untukKu sekali, maka Allah akan memberi Rohmat kepada orang itu lipat sepuluh kali.

اللهـــــم صل على سيـــــدنا محمـــــــد
صلاة الرضاو ارض عن اصحابه الرضا الرضا

Ya Allah wahai Tuhanku, berikanlah kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, kesejahteraan yg diridloi dan berilah keridloaan kepada shohabat beliau, ridloi ridloilah.......

الحـمدالله رب العالمن والصلاةوالسلام عل سيدنامحمدو آله وصحبه اجمعين

segala fuji bagi Allah yg menguasai alam seisinya, rohmat serta salam semoga tercurahkan baginda Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga Nabi dan kepada para Shobat2 Nabi dan kepada kita semua..

إن اللـه وملائكــته يصلــون على النبــى.
ياايهاالدين امنو اصلــوعليه و سلمو اتسلما

Sesungguhnya Allah dan Malaikat MalaikatNya bersholawat untuk Nabi.
Hai orang orang yg beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadaNya.
( Al-Ahzaab : 56).
MARI BERSHOLAWAT.
.
اللهم صل وسلم على سيدنا
و حبيبنا ونبينا محمد صلى الله عليه و آله وصحبه وسلم

0 komentar:

Posting Komentar